Pembelajarproduktif.com – Tahukah kamu bahwa setiap orang memiliki coping mechanism untuk bertahan ketika menghadapi masalah, baik itu dengan tindakan, kebiasaan, atau pola pikir?
Sayangnya, tidak semua coping mechanism bisa membantu kita. Jika mekanismenya tidak sehat, hal tersebut justru bisa memperburuk kondisi dan mengganggu kesehatan mental kita.
Di sinilah coping mechanism yang sehat menjadi penting agar kita dapat bertahan, bahkan menjadi lebih kuat saat situasi sulit itu datang.
Penasaran bagaimana coping mechanism ini bekerja?
Yuk, kita bahas satu per satu, mulai dari pengertian, jenisnya, hingga strategi yang benar-benar membantumu.
Pengertian Coping Mechanism

Coping mechanism adalah cara kita mengatasi stres atau tekanan hidup. Koping tersebut bisa berbentuk pola pikir, tindakan, atau kebiasaan tertentu yang kita lakukan agar tetap bisa “berfungsi” meskipun sedang tidak baik-baik saja.
Secara alami, setiap orang punya coping mechanism-nya sendiri. Hal tersebut karena itu merupakan bagian dari insting bertahan hidup atau survival instinct yang dimiliki manusia.
Namun, tidak semua cara coping mechanism itu baik. Ada yang kelihatannya membantu, tapi justru menimbulkan dampak buruk.
Oleh karena itu, penting untuk kamu mengenali mana coping mechanism yang sehat dan mana yang tidak sehat.
Coping Mechanism Tidak Sehat dan Merusak

Coping mechanism pada dasarnya adalah tentang apa yang kamu lakukan dan bagaimana hal tersebut berdampak.
Ada koping yang sehat atau adaptif, tapi ada juga koping yang tidak sehat atau maladaptif.
Suatu coping mechanism disebut baik dan sehat ketika koping tersebut membantu kamu bisa beradaptasi terhadap stres dengan cara yang memberdayakan.
Di sisi lain, ada coping mechanism yang tidak sehat, bahkan bisa merusak. Koping jenis ini mungkin sementara dapat mengalihkan kamu dari masalah atau stres yang sedang dialami.
Namun pada akhirnya, mekanisme koping tersebut akan menimbulkan masalah lain di kemudian hari, termasuk menyebabkan kerusakan fisik dan mental yang jauh lebih parah.
Ada banyak contoh coping mechanism yang tidak sehat dan merusak, beberapa di antaranya adalah:
- Penyalahgunaan napza, termasuk alkohol atau zat adiktif seperti morfin, heroin, dan ganja. Selain menyebabkan gangguan emosi hingga kejiwaan, penyalahgunaan zat ini juga bisa merusak ginjal, saraf, dan liver.
- Menghindari masalah. Contoh dari koping ini adalah menyibukkan diri pada pekerjaan sebelum masalah benar-benar terselesaikan. Koping jenis ini dapat mengganggu kesehatan mental karena dapat meningkatkan stres dan kecemasan.
- Menyakiti diri sendiri. Selain dapat mengakibatkan cedera fisik, tindakan self harm juga akan memperburuk kesehatan mental akibat emosi yang semakin tak terkendali.
- Mengisolasi diri. Saat menolak interaksi, kamu kehilangan kesempatan untuk didengar dan dipahami secara emosional, yang mana hal tersebut sangat dibutuhkan saat menghadapi stres.
- Impulsif belanja dan makan. Seperti koping tidak sehat lainnya, keduanya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Impulsif belanja bisa menimbulkan masalah keuangan, stres, dan penyesalan.
Adapun makan berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes, kolesterol, dan secara mental menurunkan rasa percaya diri.
Baca Juga: 8 Tips Mengatasi Stres Kerja Ini Pulihkan Produktivitas Kamu Lebih Cepat
4 Strategi Coping Mechanism yang Sehat
Berdasarkan penelitian tentang mekanisme koping yang dilakukan oleh Folkman dan Moskowitz, terdapat 4 cara utama yang digunakan untuk mengatasi stres dengan cara yang sehat.
1. Problem Focused Coping

Seperti namanya, strategi ini berfokus untuk menyelesaikan masalah yang memicu stres. Cara ini mengajakmu untuk tenang, berpikir logis, dan mengurai masalah menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah diselesaikan.
Dengan strategi ini, kamu bisa mengatasi stres atau masalah dari akarnya. Namun, strategi ini kurang efektif untuk situasi di luar kendali, misalnya saat kamu kehilangan anggota keluarga atau orang terdekat.
Contoh penerapan coping mechanism ini adalah:
- Membuat daftar prioritas saat merasa pekerjaan menumpuk.
- Membuka diskusi atau komunikasi ketika sedang terlibat pertengkaran dengan pasangan, sahabat, atau keluarga.
- Menyusun rencana keuangan agar dana dapat dialokasikan secara efektif berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.
- Mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan yang penuh kekerasan.
- Mencari pekerjaan baru saat lingkungan kerja toksik atau tidak mendukung pertumbuhan karirmu.
2. Emotion Focused Coping

Strategi kedua berfokus pada menjaga atau mengendalikan emosi ketika kamu sedang mengalami stres. Meski tidak langsung menyelesaikan masalah, cara koping ini membantu kamu mengenali, menerima, dan mengendalikan emosimu.
Strategi ini bermanfaat untuk mencegah reaksi yang impulsif dan destruktif. Mekanisme koping ini efektif digunakan saat menghadapi kehilangan orang tercinta dan masalah-masalah yang membutuhkan emosi yang stabil sebelum menyelesaikannya.
Contoh penerapan coping mechanism fokus pada emosi adalah:
- Melakukan journaling untuk mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaanmu.
- Melakukan teknik grounding untuk mengalihkan perhatian dari pikiran atau perasaan yang mengganggu. Contohnya dengan melakukan deep breathing atau menghitung mundur dari 100 secara perlahan.
- Mengucapkan afirmasi positif sebagai bentuk dukungan kepada diri sendiri.
- Menangis sebagai bentuk pelepasan emosi.
- Melakukan aktivitas fisik seperti peregangan atau olahraga ringan. Aktivitas fisik ini membantu kamu mengatasi kecemasan dan meningkatkan endorfin.
Baca Juga: 10 Afirmasi Pagi Yang Dapat Mengubah Hidup Kamu
3. Meaning Focused Coping

Mekanisme koping yang sehat berikutnya berfokus pada pemaknaan ulang terhadap pengalaman menyakitkan yang kamu alami. Dalam koping ini, kamu secara aktif mencari makna atau hal positif di tengah situasi sulit.
Koping satu ini bermanfaat untuk menumbuhkan harapan atau alasan untuk tetap bertahan saat kamu berhadapan dengan kegagalan, kehilangan, atau situasi yang tidak bisa diubah.
Contoh penerapan coping mechanism yang sehat ini adalah:
- Menulis gratitude journal, yaitu menuliskan hal-hal yang kamu syukuri.
- Membuat unsent letter, yaitu menulis surat untuk melepaskan emosi yang terpendam kepada diri sendiri, orang lain, atau masa lalu yang menyakitkan.
- Rekonstruksi narasi, yaitu menyusun ulang cara pandangmu terhadap suatu pengalaman yang masih memberatkan hati dan pikiran.
- Visualisasi masa depan, yaitu dengan membayangkan dengan jelas masa depan yang kamu harapkan atau hal-hal yang ingin kamu capai.
4. Social Focused Coping

Masalah mungkin tidak bisa dibagi, tapi kamu bisa membagi bebannya dengan cara mencari dukungan sosial kepada teman, pasangan, atau keluarga.
Mekanisme koping ini termasuk cara sehat karena kamu bisa mendapatkan dukungan emosional yang bisa menguatkan dan menumbuhkan harapanmu kembali.
Contoh penerapan coping mechanism ini adalah:
- Menceritakan masalahmu kepada orang yang kamu percaya.
- Menghabiskan waktu bersama orang tersayang.
- Menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan.
- Meminta bantuan profesional.
- Bergabung dengan komunitas yang memiliki nilai atau yang sefrekuensi denganmu.
Baca Juga: Punya Teman Toxic? Ini Cara Bangun Circle Pertemanan Produktif!
Dari coping mechanism yang sudah aku jelaskan di atas, mungkin tidak semuanya langsung menyelesaikan masalah. Namun yang pasti, semua cara tersebut dapat membantu kamu untuk bisa bertahan dalam situasi sulit.
Di samping itu, satu hal yang penting adalah: kamu tidak harus menghadapi semuanya sendirian. Dukungan sosial bisa jadi faktor besar yang membuat kamu merasa lebih kuat, lebih dipahami, dan bisa membantumu menemukan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Tapi, bagaimana jika orang terdekat yang harusnya jadi support system malah menambah beban emosional kita?
Jawabannya, kamu masih bisa punya support system yang sehat dan aman, yang mendengarkan tanpa menghakimi, dan yang mendukung tanpa menekan.
Support system tersebut dapat kamu temukan di Inner Circle, komunitas yang anggotanya sudah pasti positif dan berkualitas. Positif dalam artian aktif memberimu dukungan, saran, dan pastinya sefrekuensi dengan nilai dan tujuan yang kamu miliki.
Inner Circle lebih dari Support System

Di Inner Circle, kamu juga akan mendapat circle produktif yang memastikan kamu untuk terus bertumbuh.
Di sini kamu juga bisa punya mentor yang sudah berpengalaman untuk memastikan kamu selalu take action.
Kamu juga sudah pasti punya kesempatan networking dan mendapatkan fasilitas eksklusif yang tidak ada di program aku yang lain. Misalnya course spesial, sesi diskusi yang lebih dalam, challenge setiap bulan, sesi heroic hour, dan masih banyak lagi.
Sekali lagi, semua fasilitas di atas hanya bisa kamu dapatkan di Inner Circle. Fasilitas yang ada tersebut membantu kamu menjadi versi terbaik dirimu.
Penasaran gimana Inner Circle mengubah hidupmu? Gabung ke grupnya sekarang!