Setiap orang bisa belajar dari banyak hal. Entah itu dari kelas, belajar dengan teman dekat, baca buku, nonton video, dengar podcast, dan juga belajar dengan cara mempraktekkan langsung.
Pada intinya, kita bisa menjadikan banyak hal di sekitar kita sebagai sumber pelajaran bagi kita.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya pepatah mengatakan bahwa, “Belajar untuk hidup dan hidup untuk belajar.”
Seandainya ditanya, apasih tujuan kamu ingin belajar sesuatu? Pastinya kamu akan segera menyiapkan banyak jawaban di pikiran kamu.
Begitu pula dengan setiap orang. Tidak ada pribadi yang tidak ingin belajar, entah itu dinyatakan secara langsung dari ucapannya atau dengan perbuatannya.
Dengan belajar, kita akan bisa memperoleh sesuatu. Entah itu berguna bagi perkembangan kita atau sekadar untuk menambah wawasan kita.
Banyak orang punya cara belajarnya sendiri dan tentunya tidak ada ketentuan khusus yang bisa membatasi kita untuk terus belajar.
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memilih cara yang terbaik dan efektif agar apa yang kita pelajari lebih mudah untuk dipahami.
Lupa
Pernah gak kamu ketika mencoba mempelajari sesuatu, tapi baru sebentar saja langsung lupa dengan hal yang kamu pelajari itu?
Pasti pernah dong. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, entah itu lupa sesaat atau pun benar-benar lupa.
Nah, kenapa sih kita bisa lupa dengan apa yang kita pelajari?
Apa mungkin karena terlalu banyak informasi yang masuk sehingga otak kita menjadi lambat menyimpan informasi? Atau sebenarnya ada masalah dengan kesehatan ingatan kita?
Daripada kamu bertanya-tanya lebih lanjut seperti pertanyaan diatas, yuk mending kamu mencoba mengetahui apa yang disebut sebagai piramida belajar.
Ternyata, bukan hanya Mesir aja loh yang punya piramida, ternyata belajar yang sering kamu lakukan setiap hari pun punya piramidanya loh.
Yuk simak penjelasannya!
Piramida Belajar
Secara sederhana, piramida belajar didefinisikan sebagai bentuk penjelasan mengenai caranya kita bisa menguasai materi pembelajaran dengan lebih cepat.
Nah, jika materi pembelajaran bisa dikuasai dengan lebih cepat, maka kita juga akan lebih cepat untuk mencapai tujuan kita.
Tapi…
Berdasarkan penelitian, retensi atau daya ingatan kita akan rendah kalau kita cuma belajar dengan cara mendengar (auditory) dan melihat (visual).
Nah, menurut penelitian yang sudah banyak dilakukan oleh para ahli, banyak pelajar di sekolah maupun perkuliahan hanya mampu menyerap materi hingga 5 % dari seluruh materi yang disampaikan.
Sedangkan saat membaca buku, materi yang dapat diserap oleh pelajar bisa mencapai 10 %. Masih sangat kecil bukan?
Untuk memahami lebih baik, kita setidaknya harus bisa menyerap materi sekurang-kurangnya 50 % dari seluruh materi yang kita pelajari.
Solusinya adalah kita harus mencoba untuk mempraktekkan (khinesthetic) apa yang sudah kita pelajari untuk bisa meningkatkan retensi atau daya ingatan kita.
“I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.”
Nah, gimana caranya? Untuk bisa menerapkannya, kamu bisa menggunakan tiga cara sebagai berikut ini.
Tiga Cara Meningkatkan Retensi Belajar
Selain belajar secara formal di sekolah, kamu bisa melakukan tiga cara ini yang tentunya bisa meningkatkan retensi belajar kamu terhadap beberapa materi entah itu di sekolah, perkuliahan, ataupun pelajaran lainnya.
Kamu bisa memilih untuk menggunakan metode yang mana untuk upgrade retensi kamu.
Nah, kalau aku sendiri pastinya akan memilih untuk mengajarkan ilmunya.
Bukan hanya karena tingkat retensinya yang tingginya, tapi semakin kamu mengajarkan ilmunya, kamu juga akan semakin bisa mengembangkan pengetahuan dari ilmu yang kamu pelajari.
Mengajarkan Ilmu
Setiap kali aku mempelajari sesuatu, aku akan langsung mengajarkannya kepada orang lain.
Nah, caranya gimana?
Berbagi dan mengajarkan ilmu saat ini bisa dilakukan dengan sangat mudah.
Dengan membuat artikel ini, aku bisa membagi dan mengajarkan ilmu kepada teman-teman.
Selain itu, kamu juga bisa membuat konten microblog, cerita lewat podcast, membuat kelas/webinar, jadi pembicara, atau bahkan mengobrol dengan orang.
Kebetulan juga, passion yang aku miliki memang adalah mengajar dan mengembangkan orang (people development).
Jadinya, aku bisa mengajar dan sharing ilmu dengan cara yang menyenangkan bagi diriku dan juga orang di sekitarku.
Inilah cara yang bisa membuatku semakin paham dan ingat dengan apa yang udah aku pelajari.
Akhirnya…
Kamu juga tentunya punya passion tersendiri. Kamu harus bisa menentukan metode yang tepat dan sesuai dengan passion yang kamu miliki.
Apakah kamu memiliki passion untuk berinteraksi dengan orang lain melalui diskusi, mencoba mempraktekkan hal-hal praktis sesuai dengan apa yang kamu pelajari, atau tertarik untuk mengajar orang lain.
Semuanya itu bisa kamu terapkan untuk meningkatkan retensi belajar kamu.
Tetap semangat untuk belajar dan mencoba. Semoga kamu bisa menjadi pembelajar seumur hidup!
Salam Pembelajar!