You are currently viewing Tips Melawan Sifat Perfeksionis Dalam Bekerja

Tips Melawan Sifat Perfeksionis Dalam Bekerja

“Perfectionism is the mother of procrastination”

Michael Hyatt

Setuju gak kamu dengan kutipan ini?

Yap! Perfeksionis memang selalu unggul dalam membuat seseorang memutuskan untuk menunda-nunda pekerjaannya.

Sebenarnya gak salah kalau kamu selalu ingin memberikan yang terbaik

Justru bagus, bener bukan?

Namun, apakah kamu yakin ‘yang sempurna’ akan selalu bisa dicapai?

Coba pikirkan, kalau kamu berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, pasangan hidup, karir, keuangan, keluarga, komunikasi, dan apapun itu harus ‘sempurna’ semuanya… Apakah itu mungkin terjadi?

Bisa gak sih meraih kesempurnaan?

Semua orang tau kok, bagaimana rasanya terjebak dengan sifat ‘perfeksionis’.

Berusaha memberikan yang terbaik, tapi juga banyak yang dikorbankan. Sifat perfeksionis bisa membuat kamu merasa stres loh…

Di dunia kerja, semua orang pasti pernah merasa stres. Namun, terkadang mereka belum tau penyebab stres yang mereka alami.

Sebenarnya kondisi stres bukan hanya di dunia pekerjaan saja, tapi bisa dialami juga oleh mahasiswa dan murid sekolah. Betul gak nih?

Mari kita bahas penyebab-penyebab stres dalam bekerja, supaya kamu bisa mencari solusi untuk menghilangkan stres dan menghindarinya.

Penyebab Stres dalam Bekerja

  1. Kelelahan
  2. Perfeksionis
  3. Manajemen waktu yang berantakan
  4. Kurangnya me time
  5. Masalah komunikasi dengan orang terdekat

Coba perhatikan baik-baik, perfeksionis adalah salah satu penyebab stres. Apakah kamu merasakannya?

Semakin kita berusaha memberikan yang terbaik, semakin kuat alasan untuk menundanya.

Ah nanti aja deh ngerjainnya, aku mau nyari ide dulu biar hasilnya makin bagus
Cari ide-ide yang lain dulu deh, yang lebih bagus

Pernah merasakannya?

Sejujurnya aku juga pernah merasakan hal itu, sampai akhirnya aku selalu menahan diri untuk melakukan yang terbaik.

Maka dari itu, inilah awal dari perubahan mindset penting yang perlu kamu punya…

Jangan lakukan dengan maksimal!

Dulu, aku punya mindset standar yaitu “LAKUKAN DENGAN MAKSIMAL”.

Namun, sekarang aku paham bahwa yang lebih tepat adalah “LAKUKAN DENGAN OPTIMAL”.

Apa bedanya MAKSIMAL dengan OPTIMAL?

Maksimal itu selalu berfokus pada HASIL, sedangkan optimal itu berfokus pada EFISIENSI.

Prinsip Efisiensi

Coba perhatikan sekilas rumus sederhana berikut.

Jadi, sebaiknya kamu gak berfokus untuk mencari hasil yang terbaik, tapi efisiensi terbaik.

Hal ini mudah kok, gak sesulit yang kamu bayangkan. Coba lihat contoh berikut ya:

  • Opsi A: Kamu bisa mengerjakan suatu hal sampai hasilnya bernilai 1000, tapi kamu butuh effort 10 jam.
  • Opsi B: Kamu bisa melakukan sampai hasilnya bernilai 750, dan kamu hanya perlu effort 3 jam.

Sekilas kamu pasti akan melihat bahwa opsi A lebih baik, karena hasilnya lebih maksimal. Betul?

Namun, sebenarnya opsi B lebih optimal dari opsi A. Coba pikirkan ini ya:

  • Efisiensi opsi A adalah 1000 / 10 = 100
  • Efisiensi opsi B adalah 750 / 3 = 250

Sebaiknya, kamu memilih opsi B dan menghemat 7 jam untuk kerjaan yang lain.
Sebagai catatan: prinsip ini berlaku umum untuk hampir semua aktivitas, meskipun ada sedikit pengecualian ya…

Terus, gimana caranya melawan perfeksionis dalam bekerja?

Cara melawan rasa perfeksionis

Setidaknya ada dua cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi perfeksionis.

1. Berusaha memerangi rasa perfeksionis

Kamu harus bisa melawan sifat perfeksionis itu sendiri dan mengubah mindset kamu bahwa kamu gak perlu membuat yang sempurna.

Gak perlu mengerjakannya dengan ekspektasi hasilnya pasti yang terbaik.

Perfeksionis itu membuat kamu lebih banyak mengeluarkan usaha dan sebenernya itu kurang efisien.

Saat tiba kegagalan datang, dan kamu sudah memberikan banyak usaha, justru itu yang bikin kamu kecewa.

2. Memilih standar yang minimal

Buatlah pilihan standar minimal hasil yang kamu mau, dan cari titik optimal yang membuat hasil dibandingkan usaha semakin efisien.

Silahkan dipraktekkan!

Buat kamu yang perfeksionis, coba terapkan dua hal tadi, dan tetap semangat ya!

Kamu bisa mencobanya secara pelan-pelan sehingga sifat perfeksionis itu perlahan menghilang. Gunakanlah waktumu sebaik mungkin dengan cara yang efisien.

Percayalah bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan, dan kita hanyalah hamba-Nya yang jauh dari kata sempurna.

Salam Pembelajar!