Di dunia yang serba cepat ini produktivitas sering di anggap sebagai kunci kesuksesan. Kita terus-menerus di banjiri dengan pesan-pesan yang mendorong kita untuk bekerja lebih keras, mencapai lebih banyak, dan memaksimalkan hasil yang di hasilkan. Meskipun menjadi produktif sangat penting, ada kekhawatiran yang semakin meningkat tentang efek negatif dari fenomena yang di kenal sebagai “toxic productivity”.
Di artikel ini aku akan jelaskan tentang apa itu toxic productivity, dampaknya pada individu, dan bagaimana kita dapat mencapai keseimbangan untuk pendekatan yang lebih sehat.
Toxic productivity mengacu pada obsesi terhadap produktivitas yang di lakukan dengan mengorbankan kesejahteraan dan kesehatan mental seseorang. Ini adalah pola pikir yang memuja pekerjaan secara berlebihan, sering kali di picu oleh tekanan sosial dan rasa takut tertinggal.
Mereka yang terjebak dalam siklus toxic productivity cenderung memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya, mengabaikan perawatan diri, kegiatan santai, dan hubungan personal. Kejar terus menerus terhadap produktivitas dapat menyebabkan kelelahan, tingkat stres yang meningkat, dan penurunan kualitas hidup.
Salah satu penyebab utama toxic productivity adalah munculnya budaya kerja yang terobsesi dengan keberhasilan, yang di populerkan oleh media sosial dan di pengaruhi oleh tokoh-tokoh berpengaruh.
Budaya kerja yang terobsesi dengan keberhasilan mempromosikan gagasan bahwa kesuksesan hanya dapat di capai melalui kerja keras yang tak kenal lelah, begadang, dan mengorbankan kehidupan pribadi.
Dorongan yang konstan untuk menjadi produktif dapat menciptakan perasaan bersalah dan malu ketika beristirahat atau memprioritaskan perawatan diri.
Konsekuensi dari toxic productivity sangat luas. Individu yang terlalu mendorong diri sering mengalami kelelahan fisik dan mental, yang mengakibatkan penurunan kreativitas, motivasi, dan kinerja secara keseluruhan.
Selain itu toxic productivity dapat membebani hubungan karena individu mungkin mengabaikan hubungan pribadi mereka demi pekerjaan. Ini dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian, yang lebih memperburuk dampak negatif pada kesehatan mental.
Lebih jauh lagi toxic productivity memiliki implikasi yang lebih luas bagi masyarakat secara keseluruhan.
Di tempat kerja yang mempromosikan budaya kerja yang terlalu berlebihan, karyawan mungkin merasa terpaksa untuk bekerja berjam-jam agar memenuhi harapan yang tidak realistis.
Hal ini dapat menyebabkan tingkat pergantian karyawan yang tinggi, penurunan kepuasan kerja, dan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Penting bagi para pengusaha untuk mengakui pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang sehat yang menghargai kesejahteraan dan mempromosikan produktivitas yang berkelanjutan.
Lalu, bagaimana cara kita melawan toxic productivity?
1️⃣Mengenali toxic productivity dalam diri sendiri dan orang lain
Sangat penting untuk menggugah keyakinan bahwa nilai kita hanya di tentukan oleh produktivitas dan pencapaian kita. Mengembangkan rasa kasih sayang terhadap diri sendiri dan menetapkan tujuan yang realistis dapat membantu mengurangi tekanan untuk terus bekerja.
2️⃣Menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
Mengambil istirahat secara teratur, melibatkan diri dalam hobi, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang sangat penting untuk menjaga gaya hidup yang seimbang.
Perawatan diri dan menyediakan waktu untuk bersantai memungkinkan kita untuk mengisi ulang energi dan pada akhirnya menjadi lebih produktif ketika kembali bekerja.
3️⃣Mendorong komunikasi yang terbuka
Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, dan mempromosikan inisiatif keseimbangan kerja-hidup dapat berkontribusi pada tenaga kerja yang lebih sehat dan produktif.
Untuk menciptakan budaya kerja yang positif, kita bisa membuat jadwal yang lebih fleksibel atau membuat opsi bekerja dari jarak jauh atau WFH/WFA.
Oleh Karena itu, sangat penting untuk menyadari bahaya dari Toxic Productivity
Berusaha untuk pendekatan yang sehat terhadap pekerjaan adalah langkah penting untuk mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik. Buat kamu yang lagi cari komunitas produktif, yuk join komunitas Sobat Pembelajar di Telegram dengan cara klik link ini.
Salam Pembelajar!