Biasanya komitmen berkaitan dengan seberapa kuat kamu teguh terhadap tujuanmu.
Semakin kuat komitmenmu maka semakin cepat kamu menuju tujuan yang ingin kamu capai.
Sama halnya seperti kamu berkomitmen untuk membuat kebiasaan yang baik.
Mungkin kamu pernah berkomitmen untuk mulai kebiasaan baca buku setiap hari, tapi pada faktanya kamu hanya bisa berkomitmen selama 7 hari saja.
Awal kamu melakukannya, pasti kamu merasa semangat yang luar biasa, tapi gak berlangsung lama.
Pernah gak si kamu berpikir “Gimana ya caranya berkomitmen yang sungguh-sungguh?”
Tentunya kamu ingin komitmen yang membuat kamu tetap fokus pada tujuanmu. Benar kan?
Berkomitmen malah gak bagus?
Namun, ternyata bikin komitmen justru membuat kita jadi gak komitmen…
Loh, loh, kok gitu… Oke, tenang dulu ya. Ada penjelasannya kok. Kamu pasti bertanya-tanya dengan apa yang sudah disebutkan.
Ketika kamu mau membentuk kebiasaan baru, memang kamu perlu membuat komitmen untuk konsisten melakukannya.
Namun, komitmen ini justru bisa jadi bumerang buat kamu loh…
Coba kamu pikirkan ya, kita sering kali membuat komitmen ketika motivasi sedang tinggi.
Di awal, kita merasa semangat dan yakin bisa menjalankan habit-nya.
Namun, sayangnya setelah beberapa hari, motivasinya turun, semakin turun, dan akhirnya malah gak semangat untuk melakukan habit-nya.
Contohnya itu ketika kamu selesai nonton video motivasi atau ikut webinar yang membahas tentang “Gimana cara membangun habit?”.
Setelah menonton itu, kamu pasti merasa semangat banget dan akhirnya kamu mulai buat komitmen untuk bangun habit.
Namun, setelah beberapa hari, apa yang kamu lakukan? Apa yang terjadi?
Kamu pasti tau jawabannya…
Sebenarnya ada banyak faktor juga yang menyebabkan kamu kehilangan semangat dan akhirnya gak konsisten.
Salah satu masalah umum tidak konsisten bangun habit adalah habit-nya terlalu sulit untuk kamu lakukan.
Contohnya, kamu berkomitmen mau baca buku setiap hari. Karena kamu baru mulai dengan semangat yang tinggi, akhirnya kamu bentuk habit baca buku 30 menit setiap hari.
Di mana letak kesalahannya?
Kesalahannya adalah kamu mulai bangun habit–nya dengan 30 menit. Seharusnya untuk tahap pemula kamu bisa mulai dengan 5 menit atau 10 menit dulu setiap hari.
Manfaatnya adalah agar kamu merasa ringan saat menjalankannya, sehingga kamu akan lebih mudah untuk konsisten melakukan habit-nya. Cobain deh…
Sebenarnya boleh saja kalau kamu mau mulai baca buku selama 30 menit, tapi kamu akan merasa terbebani dan akhirnya sulit untuk dilakukan.
Karena terlalu sulit, akhirnya kamu menyerah untuk melanjutkan habit-nya.
Bahkan, kamu mengecap diri kamu tidak komitmen, merasa tidak percaya diri dan takut untuk memulai hal yang baru. Kalau seperti ini, harus gimana dong?
Buatlah Microcommitment
Apa itu Microcommitment?
Microcommitment adalah sebuat komitmen pada diri sendiri untuk melakukan habit secara rutin dengan skala yang kecil sehingga lebih konsisten.
Daripada kamu bentuk komitmen yang gak jelas dan susah, coba ubah jadi MICROCOMMITMENT yang lebih terbayang dan mudah kamu lakukan.
Mulailah buat MICROCOMMITMENT seperti ini…
- Baca 5 buku tahun ini ➡ Baca buku 10 menit tiap pagi
- Lebih banyak belajar bisnis ➡ Dengerin 1 podcast bisnis sebelum tidur
- Turunin berat badan 10 KG ➡ Push up minimal 10 kali setiap hari
- Usaha dapetin lebih banyak klien ➡ Kirim 1 proposal ke calon klien tiap hari senin
- Aktif ikut seminar parenting ➡ Nonton 1 video parenting tiap weekend
Nah, udah lebih terbayang belum? Jadi, kamu bisa perbaiki habit yang mau kamu lakukan dengan contoh-contoh seperti di atas ya.
Yuk terapkan!
Sekarang kamu bisa lebih konsisten kalau menerapkan teknik seperti di atas.
Untuk kamu yang ingin lebih tahu tentang habit, kamu bisa baca ebook aku tentang MEMBANGUN HABIT PRODUKTIF. Kamu bisa dapatkan di sini.
Selamat mencoba, semoga kamu bisa membangun habit secara konsisten. Agar habitmu bisa menjadi gaya hidupmu yang baru.
Salam pembelajar!