Saat lagi banyak pekerjaan, pernahkah kamu terpaksa melakukan banyak hal sekaligus untuk menghemat waktu kamu?
Umumnya kita sering melakukannya untuk menghemat waktu kita supaya bisa lebih produktif.
Nah, istilah melakukan banyak hal sekaligus ini disebut sebagai multitasking.
Banyak orang yang telah menjadikannya sebagai habit bahkan skill karena manfaatnya yang bisa membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien dan menghemat waktu.
Nah, apakah multitasking ini sepenuhnya bisa membuat kita lebih produktif?
Ternyata Mitos
Multitasking adalah mitos yang bisa membuat kamu produktif alias kontraproduktif.
Lah, bukannya tadi multitasking bisa menghemat waktu, membuat efektif dan efisien dalam mengerjakan suatu pekerjaan?
Pada kenyataannya, kalau mau mengerjakan suatu pekerjaan dengan cepat, kemungkinan besar hasil pekerjaannya jadi gak bagus.
Kalau ingin menjaga kualitas kerja ataupun tugas lainnya memang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan melakukan multitasking.
Walaupun begitu, justru akan lebih efektif jika kita melakukan satu hal pada satu waktu daripada multitasking.
Alasannya adalah karena otak kita punya fungsi kerja executive function.
Executive Function pada Otak
Di dalam otak kita terdapat executive function yang merupakan proses mental untuk mengendalikan perilaku, pengaturan fokus, memori, dan fleksibilitas berpikir.
Nah, executive function ini juga yang membatasi atensi kognitif kita. Itu artinya kita tidak bisa fokus melakukan dua hal sekaligus dalam waktu yang sama.
Otak kita tidak dapat bekerja seperti komputer yang bisa melakukan partisi memori serta melakukan banyak proses sekaligus.
Sehingga, akan lebih optimal kalau kita melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu tertentu.
Analogi
Bayangkan saja ketika kamu lari, tapi sambil main HP seperti scrolling IG dan cek status WA. Kira-kira bisa gak kamu tetap lari dengan cepat?
Kemudian coba bandingkan lagi ketika kamu jalan kaki sendiri dengan jalan sambil ngobrol dengan teman kamu, mana yang lebih lambat?
Nah itulah sebenarnya yang terjadi kalau kamu melakukan multitasking.
Sampai disini, apakah kamu masih tertarik melakukan multitasking untuk membuat diri kamu produktif?
Siasat Mengantisipasi Multitasking
Buat kamu yang ingin berhenti dan menghindari kebiasaan multitasking, kali ini aku akan berbagi dua siasat yang bisa kamu gunakan untuk membuat diri kamu lebih produktif selain multitasking.
1. Serial Switching
Siasat ini dapat kamu gunakan dengan cara berganti-ganti pekerjaan dalam waktu cepat.
Jadi, misalnya kamu mengerjakan pekerjaan A selama 5 menit, selanjutnya kamu mengerjakan pekerjaan B selama 5 menit lagi.
Untuk mengembangkan siasat ini, kamu bisa melatih untuk lebih fleksibel dalam membagi pekerjaan kamu atau yang sering disebut sebagai fleksibilitas kognitif.
2. Waktu Tunggu
Ketika kamu sedang menunggu teman, kamu bisa sambil menyicil pekerjaan atau tugas kamu.
Selain itu, sambil menunggu antrian, kamu bisa sambil mendengarkan podcast.
Banyak hal lain yang bisa kamu lakukan selama waktu menunggu yang akhirnya bisa membuat kamu lebih produktif.
Akhirnya…
Kedua siasat ini merupakan contoh yang bisa kamu gunakan untuk menghindari terjadinya multitasking.
Jadi kamu gak akan benar-benar melakukan dua hal dalam waktu yang persis sama.
Kedua cara ini juga bisa melatih diri dan otak kamu untuk bisa lebih fleksibel dalam mengelola berbagai aktivitas kamu sehari-hari.
Masih banyak lagi berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk lebih produktif tanpa harus melakukan multitasking.
Semoga bermanfaat dan tetap semangat untuk mencobanya!
Salam Pembelajar!