You are currently viewing Habit Lama untuk Habit Baru

Habit Lama untuk Habit Baru

Banyak sekali habit baru yang bisa kita ciptakan untuk mengembangkan diri kita. Berbagai aktivitas, pekerjaan, hobi, hingga habit lama bisa kita gunakan untuk menciptakan berbagai habit baru.

Nah, pernahkah kamu bertanya kepada diri kamu, gimana untuk bisa menemukan dan membentuk baru? Atau kamu baru tahu dengan hal ini, dan mungkin masih belum terbayang untuk membentuk habit yang baru?

Buat kamu yang merasa bosan dengan habitmu yang lama dan bertanya-tanya bagaimana caranya membuat habit yang baru???

Tenang, setelah ini kamu akan mendapatkan jawabannya.

Nah, seperti yang tadi diawal disebutkan, ternyata kamu bisa membentuk habit baru dengan menggunakan habit lama kamu loh!

Inilah cara untuk memanfaatkan habit yang sudah kamu punya untuk membentuk habit baru lagi, namanya adalah Habit Stacking.

Habit Stacking

Dipostingan sebelumnya, kita sudah tahu kalau membuat habit itu bisa dimulai dengan membuat trigger. Hal yang sama juga diterapkan dalam teknik Habit Stacking.

Bedanya adalah teknik ini menjadikan habit lama sebagai trigger untuk membentuk habit baru.

Nah, mekanisme teknik adalah seperti membentukan tumpukan habit.

Namun, ini bukan dalam artian negatif ya, tumpukan ini akan berhubungan satu sama lain yang dimana untuk membentuk habit baru, kamu tentunya harus terlebih dahulu melakukan habit lama kamu.

Rumus Habit Stacking

Untuk menerapkannya, kamu bisa menggunakan rumus Habit Stacking. Kamu bisa menggunakan aktivitas apapun, seperti mandi pagi atau pulang kerja.

Contoh:

  • Setelah selesai sarapan, aku akan menulis jurnal harian.
  • Setelah selesai makan siang, aku akan mendengarkan satu podcast di Spotify.
  • Setelah selesai kerja dari kantor, aku akan olahraga dulu ke gym.

Kalau berbagai kegiatan ini dapat kamu lakukan terus-menerus, kamu akhirnya akan bisa membentuk Routine (kumpulan habits)

Routine

Kamu bisa memulainya dengan morning routine. Misalnya, kamu adalah orang yang punya kebiasaan untuk bangun pagi.

Kamu bisa menjadikan kebiasaan bangun pagi ini sebagai trigger untuk kamu menjalankan ibadah seperti sholat untuk kamu yang beragama Islam.

Selanjutnya, setelah ibadah, kamu bisa membentuk kebiasaan lain seperti berolahraga dengan lari pagi, lalu dilanjutkan dengan journaling hingga membaca buku.

Terlihat menyenangkan bukan? berbagai variasi routine yang lain juga bisa kamu gunakan sesuai dengan aktivitas kamu.

Habit Sandwich

Nah, istilah variasi teknik dari Habit Stacking adalah Habit Sandwich. Kamu bisa melakukan variasi dengan menyisipkan habit baru diantara dua habit lama.

Biar lebih kebayang, contohnya seperti ini.

Misalnya, setiap pagi setelah selesai sarapan pagi, kamu akan langsung mandi. Ini adalah dua kebiasaan yang telah lama kamu lakukan.

Nah, apabila kamu merasa butuh untuk mengembangkan habit baru, kamu bisa menyisipkan kebiasaan lain seperti membaca jurnal di antara kedua habit lama kamu.

Nah, kalau kamu sudah menyisipkan satu habit seperti journaling di antara dua habit lama, kamu akan punya 2 trigger, setelah sarapan pagi dan keinginan untuk mandi.

Pada intinya, sisipan habit baru ini akan lebih bisa memicu kamu untuk melakukan habit lama kamu. Jauh lebih bermanfaat bukan?

Akhirnya…

Untuk bisa merasakan manfaatnya, kamu harus segera melakukannya dengan mencoba menvariasikan berbagai habit baru diantara habit yang telah kamu buat.

Apabila kamu baru ingin mencoba membuat habit, cobalah melihat kegiatan sederhana yang sering kamu lakukan yang bisa menjadi trigger kamu dalam membentuk habit.

Selamat mencoba!

Salam Pembelajar!