Hai, Sobat Pembelajar!
Kamu masih sering kesulitan bikin habit? Atau ternyata masih bingung mau mulai dari mana cara bikin habit-nya?
Hmmm, sudah coba untuk buat Habit Statement belum?
Kalau belum, kamu bisa baca dulu nih blog aku yang membahas “Gimana cara membentuk habit?”
Karena pembahasannya cocok untuk pemula yang baru mau bikin habit, kamu bisa baca di sini ya…
Oh iya, blog ini adalah pembahasan lanjutan dari blog aku sebelumnya, jadi kalau kamu sudah baca sebelumnya, bisa lanjut baca di sini ya…
Blog kali ini akan membahas Pemicu Habit (Habit Trigger).
Apa itu Pemicu Habit?
Kita akan mulai membahas tentang trigger, agar kamu semakin paham kenapa kita perlu trigger agar habit berjalan dengan konsisten dan berhasil.
Trigger adalah suatu kejadian yang memicu hasrat otomatis kita melakukan suatu habit. Untuk membentuk habit baik atau menghilangkan habit butuk, kita harus manipulasi trigger.
Jadi, trigger ini adalah langkah awalnya untuk membuat kita melakukan sesuatu.
Kamu makan kalau kamu merasa lapar, kan? Atau kalau tiba-tiba ada anjing yang kejar kamu, kamu pasti akan lari kencang, betul?
Itulah trigger yang membuat kita tergerak, termotivasi, dan melakukan sesuatu termasuk habit.
Kalau kamu merasa sering gagal dalam bentuk habit, mungkin penyebabnya yaitu kurang cocok trigger habit-nya.
Lanjutkan membaca ya kalau kamu ingin tau trigger yang cocok untuk kamu…
Makin Sering Makin Kuat
Nah, cara untuk tau trigger yang cocok untuk kamu adalah tingkat intensitasnya atau seberapa sering kamu lakukan.
Semakin sering kita mengulang aktivitas oleh trigger yang sama, semakin kuat otak kita mengingat pola habit ini.
Menutup habit loop dengan reward yang baik akan memberikan pesan ke otak kita bahwa habit ini perlu semakin diingat untuk kesempatan selanjutnya.
Semakin lama, semakin mudah kita melakukannya.
Macam-macam pemicu bisa berupa apa saja di lingkungan kita yang dikaitkan dengan habit oleh otak kita.
Contohnya seperti di mana kita berada, dengan siapa kita berada, dan apa yang baru saja terjadi memiliki pengaruh yang kuat dan tidak terlihat pada perilaku kita.
No Trigger = No Habit
Awalnya, kita melakukan pembiasaan. Nantinya, akan jadi kebiasaan.
Satu cara membentuk kebiasaan adalah mencari trigger yang cocok dan tepat. Jadi, kita perlu bereksperimen dalam meracik resep habit kita.
Tetap gunakan rumus habit statement, tapi coba variasikan setiap komponennya ya!
Cara Menentukan Trigger
1. Spesifik
Bentuklah trigger yang jelas dalam bentuk yang super spesifik. Sehingga, tidak ada kemungkinan salah interpretasi dalam pembentukan kebiasaan kamu.
❌ Setelah makan malam
✅ Setelah aku meletakkan piring di wastafel sehabis makan
2. Konsisten
Buat trigger yang terjadi setiap hari dengan frekuensi yang pasti. Jangan biarkan ada hari yang trigger tidak muncul, seperti weekend.
❌ Aku bersiap ke kantor
✅ Aku selesai mandi pagi dan berpakaian
3. Otomatis
Pilihlah trigger yang langsung terjadi tanpa perlu usaha manual dari kita. Cara paling mudah adalah menggunakan alarm.
❌ Jam 08.00 pagi
✅ Ketika jam 08.00 pagi alarmku berbunyi
4. Tak Terhindar
Bentuk juga trigger yang pasti terjadi tanpa bisa kita hindari. Gunakan trigger yang variabel gagalnya tidak ada sehingga selalu terjadi.
❌ Ada waktu luang
✅ Setelah selesai makan siang sebelum melanjutkan aktivitas
Let’s Recap!
Di artikel ini, kamu sudah belajar tentang cara membuat trigger yang efektif. Kamu perlu membuat trigger dengan 4 sifat ini:
Itulah beberapa cara menentukan trigger yang baik dan cocok uuntuk kamu. Kalau kamu mau tau cara yang lebih detailnya bisa kepoin e-book aku MEMBANGUN HABIT PRODUKTIF, di sini ya
Yuk, praktek sekarang! Apa trigger yang kamu pilih untuk mulai bentuk habit?
Salam pembelajar!