Halo sobat pembelajar! Welcome back to my blog!
Pekan ini lagi bentuk habit apa nih? Baca buku? Journaling? Olahraga? Mendengarkan podcast edukasi?
Jangan-jangan… saat ini kamu lagi kesulitan untuk bangun habit?
Kalau benar, blog-ku akan membantu kamu untuk membentuk habit dengan mudah. Maka dari itu, coba baca sampai habis ya untuk dapatkan keseluruhan insight-nya.
Sebelumnya, coba jawab pertanyaan ini “Kenapa kamu ingin membentuk kebiasaan baik?”. Dengan menjawab pertanyan tersebut akan membantu kamu untuk lebih mudah bentuk habit.
Coba bayangkan dan bandingkan saat kamu ingin ke dapur dengan tujuan untuk makan dan tanpa tujuan.
Kalau kamu ke dapur sudah ada tujuannya untuk makan, kamu akan makan kan?
Sebaliknya, kalau kamu ke dapur tanpa tujuan, kamu pasti akan bingung mau lakukan apa. Betul?
Begitulah dengan pembentukkan habit, kita harus bermula dengan tujuan. Tujuannya bisa apa saja.
Setelah tau tujuanmu bentuk habit, mari kita mulai dengan Habit Trigger.
Apa itu Habit Trigger?
Definisi dari trigger adalah apapun yang membuat kita termotivasi untuk melakukan suatu habit. Trigger adalah kunci yang dapat membantu kita untuk membentuk kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan lama.
Pemicu kebiasaan (Habit Trigger) bisa berbentuk apa saja yang berada di sekitar lingkungan kita.
Contohnya seperti di mana kita berada, siapa orang terdekat kita, dan peristiwa yang sedang terjadi di sekitar kita yang memiliki efek kuat.
Kamu bisa baca selengkapnya dengan detail tentang habit trigger di sini ya…
Blog kali ini akan membahas 5 kategori trigger yang bisa kamu gunakan agar habit-mu cepat terbentuk
5 Kategori Habit Trigger
Kamu bisa gunakan salah satu dari ke-5 habit trigger ini ya…
Kategori #1 – Waktu
Waktu merupakan trigger yang paling umum. Cara menggunakan trigger ini adalah dengan membuat waktu secara spesifik untuk melakukan habit yang ingin kamu bentuk.
Contohnya seperti: sarapan setiap jam 6 pagi, nulis di blog setiap Sabtu jam 2 siang, sholat dhuha setiap jam 9.30 pagi, dan kamu bisa kreasikan lebih banyak lagi ya.
Ini contoh habit yang aku bentuk:
“Setiap alarm HP-ku bunyi jam 07.00 pagi, aku langsung buka laptop dan mulai bikin konten”
Tips: untuk kategori ini, kamu bisa gunakan alarm di HP-mu untuk membantu kamu supaya tetap ingat dan langsung melakukannya.
Kategori #2 – Lokasi
Semua lokasi yang kita sudah kenali pasti memiliki kebiasaan (baik dan buruk) yang sudah terhubung.
Contohnya, kalau kamu sudah terbiasa makan di dapur, maka akan secara otomatis kamu akan makan di sana.
Contoh kedua, kamu akan merasa kesulitan tidur di hari pertama kamu menginap di rumah teman. Wajar saja kesulitan tidur, karena kamu sudah terbiasa tidur di kamar pribadimu. Betul?
Bisa dipahami ya?
Maka dari itu, jadikan tempat sebagai trigger melakukan habit. Contoh yang bisa kamu gunakan adalah setiap kamu melihat matras yoga, kamu akan olahraga apa pun.
Contoh lain, kalau kamu memiliki kebiasaan buruk seperti merokok di balkon rumah, kamu bisa menutup akses pintu ke balkon dengan menaruh sofa di belakang pintu.
Ini contoh habit yang aku bentuk:
“Setiap aku sampai di rumah, langsung keluarkan isi tas dan kembalikan barang ke tempatnya.”
Kategori #3 – Aktivitas
Gunakan aktivitas sebelumnya sebagai pemicu untuk melakukan habit kamu. Contohnya: setiap selesai sarapan, setiap selesai kirim proposal, setiap habis mandi pagi.
Tips: kamu bisa menimbun habit lama dengan habit yang baru. Tips ini biasa disebut dengan habit stacking.
Contoh habit yang aku buat:
“Setiap aku bangkit selesai sholat, aku langsung push up sebanyak jumlah rakaat.”
Kategori #4 – Emosi
Biasanya emosi adalah pemicu yang umum untuk kebiasaan buruk kita.
Contohnya, ketika kamu buka media sosial selama berjam-jam, bukan karena untuk menikmatinya tapi karena untuk mengalihkan perhatian kamu dari stres dan rasa cemas.
Contoh lainnya yaitu setiap lagi kesal sama temen atau ketika kamu overthink.
Maka dari itu, kamu harus sadar dengan emosi dan keinginan dalam diri kamu. Kamu bisa gunakan trigger ini untuk mengubah habit buruk dengan habit baik.
Contoh habit yang aku bentuk:
“Setiap aku merasa gelisah atau stres, aku menenangkan pikiran dengan deep breathing.”
Kategori #5 – Orang lain
Kamu juga bisa jadikan orang lain trigger suatu habit. Bisa ketika bertemu orang, atau karena hadirnya orang tertentu.
Bisa juga kamu melakukan habit bersama orang tersebut. Tips: kamu bisa gunakan teknik accountability partner yaitu bentuk habit bersama temen atau sahabat kamu.
Contoh habit yang aku bentuk:
“Setiap aku mau ngobrol dengan mentor, aku akan bikin notes apa yang mau aku diskusikan.”
Apa habit trigger-mu?
Akhirnya! Kita sudah selesai membahas 5 kategori habit. Sekarang, kamu sudah bisa membuat habit trigger dengan pilih salah satu dari ke-5 kategori tadi ya.
Biar kamu gak lupa, yuk kita rekap kategori yang sudah kita bahas.
Kalau kamu mau pembahasan yang lebih detailnya, aku ingin merekomendasikan 3 e-book tentang habit.
E-book ini bahasanya mudah dimengerti dan banyak teknik yang gak bikin kamu bosan.
Kamu bisa dapatkan aksesnya di sini ya, yuk mulai bentuk habit dengan konsisten!
Salam Pembelajar!